Senin, 10 Juni 2013

Fakta Lagu-Lagu Oasis.

Oasis adalah kelompok musik rock yang dibentuk di Manchester pada tahun 1991. Pada awalnya grup musik ini bernama The Rain dan dibentuk oleh Liam Gallagher pada vokal dan tamburin, Paul Arthurs pada gitar, Paul McGuigan pada gitar bass, dan Tony McCarroll pada drum dan perkusi, kemudian ikut bergabung juga kakak sulung dari Liam, yaitu Noel Gallagher yang menempati posisi gitar dan vokal. Menurut Belfast Telegraph sampai pada kurun waktu Juni 2009, Oasis telah menjual 90 juta rekamannya di seluruh dunia. Mereka juga memiliki 8 singel yang pernah bertengger di posisi pertama UK Chart serta mengoleksi 15 NME Awards, 5 BRIT Awards, 9 Q Awards, dan 9 MTV Europe Music Awards. Dan pada Februari 2007, Oasis menerima penghargaan dari BRIT Awards untuk kontribusi mereka yang luar biasa pada dunia musik.

Mereka mendapat perhatian saat tampil di Manchester Club Circuit. kemudian mereka bergabung dengan label rekaman Indie Creative dan merilis album pertama mereka Definitely Maybe pada 1994, pada tahun selanjutnya mereka merilis album teranyar mereka (What's the Story) Morning Glory? dengan drummer baru mereka Alan White dan memulai rivalitas dengan grup musik Blur. Noel dan Liam yang merupakan ikon terpopuler dari grup ini sering mucul menghiasi halaman-halaman majalah, tabloid dan koran mingguan di Inggris karena gaya hidup mereka yang liar dan kontroversial. Oasis kemudian merilis album ketiga mereka Be Here Now pada 1997, yang menjadi album yang paling cepat penjualannya dalam sejarah UK Chat, namun mereka kehilangan daya tarik. Kemudian pada tahun 2000 mereka merilis album Standing on the Shoulder of Giant dan pada tahun 2002 album Heathen Chemistry dalam masa ini mereka kehilangan 2 dari anggota utamanya yaitu Paul McGuiggan dan Paul Arthurs yang memutuskan keluar dari band. Oasis kembali mendapat kepopuleran mereka lewat album Don't Belive the Truth dan berbagai tur promosi yang dilakukan mereka. Oasis merilis album terbaru mereka Dig Out Your Soul pada tahun 2009 dengan komposisi Gallagher bersaudara, Gem Archer pada gitar, Andy Bell pada bass, dan Chris Shamrock sebagai drummer sementara.

Pada bulan Agustus 2009 Noel keluar lantaran berkelahi dengan Liam, dalam perkelahian ini Liam merusak salah satu gitar milik Noel. Kemudian Liam mengumumkan bahwa Oasis masih akan tetap merilis album baru dan pada bulan Desember 2009 nama bandnya menjadi Oasis 2.0. Tetapi pada bulan Februari 2010 Liam menyatakan bahwa grup musik barunya tidak lagi bernama Oasis, inilah akhir dari grup musik Oasis.

1. Champagne Supernova

  • Judul lagu ini awalnya karena Noel salah mendengar judul album dari sebuah band yang judul albumnya tuh "Bassanova". Kebetulannya lagi, Noel saat itu sedang menonton sebuah film dokumenter tentang kampanye (champagne) waktu itu.
  • Lagu ini menuai banyak kritikan soalnya Noel dianggap bikin lirik yang gak nyambung. kritik itu bermula pada salah satu baris:"slowly walking down the hall/ faster than a cannonball". Ketika ditanya arti dari baris itu pada wawancara oleh harian The Sunday Times 2009 lalu, Noel menjawab dengan santai:"I don't fuckin' know!But are you telling me, when you've got 60,000 people singing it, they don't know what it means? It means something different to every one of them"
     
2. Don't Look Back in Anger

  • Noel menulis baris : "stand up beside the fireplace, take that look from off your face" karena ketika dia masih kanak-kanak, ibunya selalu menyuruh untuk berdiri di samping perapian berfoto. Dia terlihat kesal pada setiap foto tersebut.
  • Baris "so I start the revolution from my bed" didedikasikan kepada John Lennon
  • Bunyi piano pada awal lagu ini diambil dari lagu John Lennon yakni "Imagine"
  • Baris "So Sally can wait" sama sekali tidak memiliki arti. baris tersebut hanyalah ciptaan dari personel-personel OASIS lainnya untuk menutupi kekosongan lirik pada reff.
     
3. Let There Be Love

  •  Lagu ini merupakan lagu dengan proses penulisan terlama. Noel membutuhkan waktu sekitar 8,5 tahun untuk menulis lagu ini
4. Lyla

  • Ketika ditanya tentang siapa sosok "Lyla", Noel menjawab santai bahwa Lyla adalah adik Sally (Sally adalah sosok yang disebutkan dalam lagu "Don't Look Back in Anger")
     
5. Stand by Me

  • Lagu ini sebenarnya bermula dari kenyataan bahwa Noel mengalami suatu alergi terhadap beberapa jenis makanan. Untuk menenangkan ibunya yang ingin memastikan bahwa ia baik-baik saja, Noel membuat sebuah porsi makanmalam yang cukup besar untuk dirinya sendiri yang akhirnya membuat dia jatuh sakit. Kejadian ini menginspirasi terciptanya baris "Made a meal and threw it up on Sunday, I've got a lot of things to learn"
     
6. Stop Crying Your Heart Out

  • Lagu ini bercerita tentang kenangan. Lagu ini juga bercerita apabila kamu melupakan kenangan tersebut, maka kenangan tersebut akan kembali ketika kamu benar-benar membutuhkannya. Lagu ini lebih bersifat motivasi ketika kita sedang mengenang kegagalan-kegagalan yang pernah kita alami dan bangkit untuk menghadapinya.
  • Lagu ini dinyanyikan banyak fans Inggris ketika mereka mengingat kekalahan dari Brazil pada Piala Dunia 2002
  • Lagu ini juga diperdengarkan pada bagian akhir film "The Butterfly Effect"

     
7. Whatever

  • Lagu ini ditulis oleh Noel
  • Lagu ini terinspirasi dari ayah Noel yang kerap memaksa Noel sewaktu remaja untuk menjadi seorang Perancang Bangunan ketika ia dewasa.
  • Lagu ini sempat dituntut oleh Musisi Neil Innes karena dianggap memplagiat bagian melody dari lagu "How Sweet to Be an Idiot" pada tahun 1973. Hasilnya, OASIS terpaksa membayar royalti kepada Innes dan menuliskannya pada daftar pencipta lagu sebagai co-writer.

      
8. Wonderwall

  • Menurut banyak versi menyatakan bahwa lagu ini ditulis oleh Noel untuk memuji Pacarnya saat itu, Meg Matthews. Noel membandingkan Meg dengan poster seorang bintang Pop yang tertempel pada dinding sekolah khusus pria. Namun begitu, ketika Q MAGAZINES mengkonfirmasi pada Noel, Noel menjawab bahwa lagu ini diambil dari khayalannya tentang adanya seorang teman khayalan yang akan datang dan menyelamatkan dirinya.
  • Lagu ini adalah single pertama OASIS di Amerika Serikat dan merupakan hit tersuksesnya di negara tersebut
  • Awalnya lagu ini akan dinyanyikan oleh Noel, namun ia mengalihkannya pada saudaranya, Liam.
  • Ketika lagu ini dibawakan secara live akustik, entah kenapa Noel selalu menggunakan gitar Fendernya ketimbang gitar Gibsonnya.
  • Judul awal lagu ini adalah "Wishing Stone"
  • Radiohead sempat membuat cover lagu ini namun Thom Yorke, vokalis Radiohead, banyak membuat kesalahan pada saat melantunkan lirik lagu ini. (songfacts.com) 

Sabtu, 21 Juli 2012

Biografi OASIS

Oasis pertama kalinya bermain bersama mereka berjanji mereka akan menjadi yang terbaik, bahwa mereka tidak pernah puas dengan dentum kusam biasa-biasa saja. Dan kemudian mereka mulai membuktikan hal itu. Kanan dari atas, mereka melawan keamanan jelas, melakukan sesuatu dengan cara mereka seharusnya. Mereka tidak pernah mengirim demo ke sebuah perusahaan rekaman, tahu bahwa tertinggi kepercayaan diri dan sejumlah lagu-lagu klasik akan cukup untuk kurva takdir jalan mereka. Ketika Penciptaan Rekor supremo Alan McGee melihat mereka di sebuah acara klub di Glasgow mereka tidak memiliki manajer, agen tidak, dan tidak ada uang. Hanya kebesaran. Ia menandatangani mereka di tempat. Sebuah dunia yang tidak curiga itu akan menjadi angin. On 11th April 1994, Oasis merilis single debut mereka, 'Supersonic', sebuah perayaan pop elegan berisik. Sekarang hidup menunjukkan mereka sedang berbicara sebagai sesuatu yang sangat khusus dan mereka akan membangun basis, kipas luas berkomitmen. Sebuah trio single klasik, 'Shakermaker', 'Rokok dan Alkohol' 'Live Forever' dan lebih lanjut menekankan daya Oasis 'soaringly terjamin. Audiens mereka semakin berkembang mulai bertanya-tanya apa yang pernah mereka lakukan tanpa mereka. Menunjukkan lebih hidup diikuti, termasuk debut York kemenangan Baru dan promotor segera terbiasa dengan band ini memecahkan semua rekor, bahkan melebihi harapan terliar. Dengan rilis album debut mereka, 'Definitely Maybe', sudah waktunya untuk menulis ulang buku rekor sekali lagi. Album ini adalah debut penjualan tercepat dalam sejarah Inggris, masuk tangga lagu, tidak mengejutkan, di nomor satu. Ini masih di bagian atas Inggris setelah dua puluh delapan belas bulan mengejutkan, akan cara melewati triple platinum dan mungkin lebih mengesankan telah menjual lebih dari satu juta kopi di luar Inggris. Mereka dinobatkan tahun 1994 dengan 'Apapun' No.3 mereka Xmas tunggal, menyapu jajak pendapat yang 'pembaca dan penulis di media musik, dan itu, tidak mengejutkan, pemenang di Brit Awards. Hampir satu tahun antara single pertama mereka dan stratosfer. Tidak buruk terjadi. Pada tahun 1995 reputasi menunjukkan hidup Oasis 'langit-meroket. Di seluruh dunia pertunjukan terjual habis dalam waktu kurang dari setengah jam, dan pertukaran telepon dari Dublin ke Detroit meledak melalui beratnya panggilan untuk tiket. Selanjutnya mereka berjudul Glastonbury, dimainkan dua malam di sebuah tenda kolosal di Irvine Beach, Skotlandia, dan dipentaskan dua terbesar pertunjukan dalam ruangan yang pernah di Eropa, di Earls Court khusus-yang diperluas. Jadi keras adalah yang terakhir yang tremor bumi serius yang dilaporkan di wilayah Kensington dan Chelsea. Pertunjukan itu sendiri sangat mengherankan, emosional, dan bukti, jika ada yang diperlukan, bahwa Oasis tidak diragukan lagi band terbesar dan terbaik di negeri ini. Pada catatan juga, band ini telah berkembang, pada bulan April 'Beberapa Might Say' memberikan mereka single pertama mereka 1 No, menjual lebih dari 300.000 eksemplar. 'Roll With It' tindak lanjut mencapai 400.000, dan 'Wonderwall' adalah Platinum (600.000) dan meningkat setelah 12 minggu di Top Ten, dan terinspirasi versi penutup hampir instan Bunga oleh Mike. Kedua mereka album (Apa Story) Morning Glory? " langsung di di No 1, dan menjadi album paling laris sejak Michael Jackson 'Bad' pada tahun 1987. Pada akhir tahun 1995 telah disertifikasi 6 kali Platinum, dan, selain dari Robson & Jerome, sejauh ini album paling laris tahun ini. Keberhasilan ini sedang dicerminkan seluruh dunia, dengan album memukul No 1 di Perancis, Swedia, Irlandia dan Selandia Baru, serta emas mencapai di negara lain paling. Jika tahun lalu luar biasa, masa depan mereka terlihat lebih baik lagi. Merayap ke 1996, ada Awards BRAT 4, 6 nominasi BRIT, dan 'Jangan Look Back In Anger' single kesembilan dalam waktu kurang dari 2 tahun. Secara signifikan, pada saat menulis '... Morning Glory? " baru saja melompat ke No 5 di tangga lagu US Billboard.
Sumber: JEBLOG

Kamis, 12 Juli 2012

Sedikit Cerita Tentang The Beatles

Siapa yang tidak kenal The Beatles? sebuah Band Rock And Roll yang berasal dari Liverpool Inggris. Semua orang pasti mengenalnya lewat karya-karyanya yang mendunia. The beatles terdiri dari empat personel diantara adalah John Lennon pada gitar ritem, Paul McCartney pada gitar bass dan vokal, George Harrisson pada gitar lead dan vokal dan Ringo Starr pada drum dan vokal. The beatles mampu membius dunia dengan cara berpakaian dan style mereka.

Beatles adalah salah satu band yang paling sukses dan termasuk dalam sejarah musik karena berhasil menjual 1 Miliar rekaman secara internasional pada tahun 1985. Majalah Rolling stone pada tahun 2004 menobatkan The Beatles sebagai 100 artist terbaik segala masa. Pengaruh The beatles masih terasa sampai saat ini.

Sebelum sukses di tahun 1962, beatles sering berganti formasi. Drummer adalah formasi yang sering berganti. Drummer Quarrymen yang pertama adalah Colin Hanton yang meninggalkan band tahun 1959. Kemudian muncullah Stuart Sutcliffe yang menjadi pemain bass. Pada tahun-tahun itu, Beatles sering bermain di club. Nama grup mereka bukan Beatles. mereka lebih dikenal dengan nama Quarrymen. Mereka sempat juga berganti nama menjadi Johnny and the Moondogs dan Long John,The Silver Beatles dan menjadi The Beatles.

Pada tahun 1961 seseorang bernama Brian Epstein member saran untuk memanage tim. Lalu Beatles menandatangani kontrak lima tahun dengan Epstein pada Tahun 1962. Epstein lalu membentuk Perusahaan dengan nama NEMS Streprise. Lalu Epstein berusahaan Memasarkan Beatles kepada Emi. Saat itu mereka bertemu Norrie Paramor, Walter Ridley dan Norman Newell yang menolak The Beatles namun ada seorang producer EMI yang bernama George Martin yang sedang Berlibur. Akhirnya Epstein bertemu Martin yang akhirnya menandatangani Kontrak dengannya selama 1 tahun. Ternyata Martin memiliki masalah dengan Pete Best, Drummer. Martin menyarankan Epstein untuk mengganti Best. Secara pribadi Epstein memang tidak senang dengan kelakukan Epstein yang tidak bersedia menyamakan style rambut yang merupakan identitas The Beatles. Akhirnya Best digantikan oleh Richard Starkey yang dikenal dengan anama Ringo Starr. Akhirnya Album pertama Beatles dengan hit song nya Love Me Do berhasil masuk urutan nomor 17 pada tangga musik Di Inggris dan menduduki tangga music puncak di Amerika.

Di akhir Desember, beberapa radio di Amerika memutar lagu “I Want to Hold Your Hand”. Pada saat hari pemutaran, rekaman mulai digandakan di Newyork dan langsung tersedia di pasar. Hanya dalam waktu 10 hari rekaman The Beatles berhasil terjual 1 juta copy. Pada saat itu Epstein menangguhkan tawaran untuk meproduksi souvenir The Beatles . Kesempatan ini akhirnya diambil alih oleh Nicky Byrne yang secara eksklusif mengurus hak souvenir The Beatles. Hal ini menyebabkan pelanggaran pada kontrak dan meyebabkan Epstein kehilangan $100 juta untuk fee lisensi.

The Beatles Bubar pada tahun 1970 dan masing-masing personelnya mulai bersolo karir.

Biografi Queen


Biografi Queen

Queen adalah kelompok musik rock dari Britania Raya yang berjaya di tahun 70-an sampai 90-an. Bahkan sampai sekarang mereka masih terkenal, terutama karena lagu-lagunya yang sering diputar seperti "We Are the Champions", "Bohemian Rhapsody" dan "We Will Rock You". Mereka sejak awal sampai akhir tidak pernah mengalami pergantian personel, dengan empat anggota John Deacon, Brian May, Freddie Mercury dan Roger Taylor. Queen sempat vakum di awal 1990-an ketika Freddie Mercury meninggal dunia karena AIDS. Meskipun begitu, mereka masih sempat mengeluarkan album baru, yaitu Made In Heaven pada 1995 dengan menggunakan suara Mercury yang direkam sebelumnya. Mereka juga sempat mengeluarkan singel baru, No-One But You (Only The Good Die Young) pada 1998. Di singel ini, gitaris Brian May merangkap sebagai vokalis karena Queen belum mendapatkan vokalis tetap. Sebelumnya, Queen sempat mengadakan proyek Queen + .... Proyek ini adalah proyek di mana Queen berkolaborasi dengan artis-artis lainnya seperti George Michael, Elton John, Luciano Pavarotti, dan sebagainya. Queen + ... sudah terlihat sejak diadakannya Freddie Mercury Tribute Concert untuk mengenang Freddie Mercury pada 1992. Hanya saja, Queen + ... cuma menyanyikan lagu-lagu lama mereka yang menjadi hits, seperti Somebody to Love, Too Much Love Will Kill You, dan sebagainya. Setelah rilis singel No-One But You (Only The Good Die Young), basis John Deacon memutuskan untuk mengakhiri kebersamaannya dengan Queen. Pada 2004, Queen menemukan vokalis baru, yaitu Paul Rodgers. Mereka sempat mengadakan show di Hyde Park, Sheffield, Inggris. Pada 2008, Queen dan Paul Rodgers berencana untuk mengeluarkan album baru.



Album

* Queen (1973)
* Queen II (1974)
* Sheer Heart Attack (1974)
* A Night at the Opera (1975)
* A Day at the Races (1976)
* News of the World (1977)
* Jazz (1978)
* Live Killers (1979)
* The Game (1980)
* Flash Gordon (1980)
* Hot Space (1982)
* The Works (1984)
* A Kind of Magic (1986)
* Live Magic (1986)
* The Miracle (1989)
* Innuendo (1991)
* Live at Wembley '86 (1992)
* Made In Heaven (1995)
* Queen on fire - Live at the Bowl (2004)

Kompilasi

* Greatest Hits [Elektra] (1981)
* The Complete Works (1985) - all albums from 1973-1985 plus bonus material
* Queen at the Beeb (1989)
* Greatest Hits, Vol. II (1991)
* Classic Queen (1992)
* Greatest Hits [Hollywood] (1992)
* Greatest Hits [Parlophone] (1994)
* At the BBC (1995)
* Greatest Hits, Vols. 1-2 (1995)
* Queen Rocks (1997)
* Dragon Attack - A Tribute to Queen (1997) - tribute album
* The Crown Jewels (1998)
* Greatest Hits III (1999)
* Platinum Collection, Vols. 1-3 (2000)
* Greatest Hits: We Will Rock You Edition (2004)
* Killer Queen: A Tribute to Queen (2005) - tribute album



Freddie Mercury

adalah vokalis grup musik rock Queen asal Britania Raya. Mercury lahir pada 5 September 1946, di Stone Town, Zanzibar (Sekarang termasuk wilayah Tanzania, Afrika Timur). Nama aslinya ialah Farrokh Bulsara. Kawan-kawannya menjulukinya “Freddie“. Akhirnya keluarganya memanggilnya Freddie juga.

Ia terlahir dari keluarga keturunan Parsi India (Zoroastrian). Orang tuanya adalah seorang Diplomat yang selalu berpindah-pindah, hingga akhirnya menjadikan Zanzibar sebagai tempat kelahiran Freddie Mercury. Menjelang remaja mereka hijrah ke Inggris dan akhirnya mereka menetap di sana.

Dalam dunia musik internasional, nama Freddie Mercury adalah salah satu Legenda musik Rock. Karya-karyanya termasuk musik abadi yang dapat didengar segala usia. Menurut May, Mercury musisi yang berbakat sekaligus eksentrik. Freddie menulis lagu dengan kunci-kunci yang aneh. Kebanyakan band rock memainkan kunci A atau E, dan bisa D atau G, lain dengan musik Freddie yang mempunyai struktur chord yang aneh dan susah dimainkan dengan gitar. Grup musik Queen yang beranggotakan Freddie Mercury, Brian May, John Deacon dan Roger Taylor, pernah dinobati oleh majalah Rolling Stone, sebagai satu-satunya grup musik rock yang seluruh anggotanya bergelar Sarjana.


Brian May

Sejarah dan Latar belakang:
lahir pada tanggal 19 Juli 1947. Ia pernah bermain dalam band college bersama seorang drummer bernama Roger Taylor, sebelum membentuk Queen pada tahun 1971 dengan freddie mercury sebagai vokalis dan John Deacon sebagai pemain bass. Pengaruh awalnya sebagai pemain gitar adalah Everly Brothers dan Shadows, namun seperti banyak gitaris rock lainnya ia segera belajar untuk menggertak dengan mengulik Chuck Berry dan Bob Diddley. Album A Night At The Opera-nya Queen adalah album standar untuk setiap penggemar rock, walaupun sekarang banyak yang bisa kamu kemukakan dengan memiliki album tahun 1974 yang terlalu digembar-gemborkan tapi sangat menajubkan secara gitaristikal: Queen II

Gaya Permainan:
terkenal dengan harmoni gitarnya yang berlapis-lapis. Teknik ini lebih rumit daripada yang diperkirakan oleh para pemain gitar, seringkali beberapa bagian yang diharmonisasikan saling bertabrakan. Brian menggunakan dawai-dawai yang sangat tipis dan memetiknya dengan lembut. Akord-akord dimainkan dengan menambahkan vibrato whammy-bar.

Equipment:
Gitar seri Brian May signature dan Vox AC30



John Deacon

John Richard Deacon (lahir 19 Agustus 1951 di Leicester, Britania Raya) ialah musikus Inggris, terkenal sebagai pebass di grup musik rock Queen. Sebelum bergabung dengan Queen, John pernah bergabung dengan grup musik amatir seperti the Opposition.  Lagu-lagu Queen yang ditulis oleh John Deacon

Sheer Heart Attack (1974)
«Misfire»
A Night at the Opera (1975)
«You're My Best Friend»
A Day at the Races (1976)
«You And I»
News of the World (1977)
«Spread Your Wings»
«Who Needs You»
Jazz (1978)
«If You Can't Beat Them»
«In Only Seven Days»
The Game (1980)
«Another One Bites the Dust»
«Need Your Loving Tonight»
Flash Gordon (1980)
«Excecution of Flash»
«Arboria - Planet of the Tree Man»
Hot Space (1982)
«Back Chat»
«Cool Cat» (Ditulis dengan Freddie Mercury.)
The Works (1984)
«I Want to Break Free»
A Kind of Magic (1986)
«One Year of Love»
«Pain Is So Close to Pleasure» (dengan Freddie Mercury)
«Friends Will Be Friends» (dengan Freddie Mercury)
The Miracle (1989)
«Rain Must Fall» (dengan Freddie Mercury)
«My Baby Does Me» (dengan Freddie Mercury)
Made in Heaven (1995)
«My Life Has Been Saved»


Roger Taylor

Roger Meddows-Taylor atau Roger Taylor (lahir 26 Juli 1949; umur 60 tahun) adalah musisi yang paling dikenal sebagai drummer dan backing vocalist kelompok Queen. Ia juga penulis lagu handal, menyumbang setidaknya satu lagu setiap album, dan dapat memainkan berbagai alat musik seperti gitar, bas, dan keyboard.

Roger Taylor lahir di Norfolk. Setelah pindah ke Cornwall, pada usia 8 tahun ia mulai belajar bermain gitar. Setelah tamat sekolah ia pindah ke London untuk mempelajari kedokteran gigi, namun kemudian beralih ke biologi. Pada 1968 ia bertemu dengan Brian May dan Tim Staffell dan membentuk kelompok musik Smile. Setelah Staffell hengkang, Freddie Mercury dan John Deacon bergabung dan mereka membentuk Queen. 
Sumber: Rock N Roll Site

Rabu, 27 Juni 2012

4 Band Legendaris Indonesia


1. Koes Plus

Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal dua anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif.
Lagu-lagu mereka banyak dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh, Lex's Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna.




Anggota grup

Koes Bersaudara 1960 -1963
John Koeswoyo - (Koesdjono)
Tonny Koeswoyo - (Koestono)
Yon Koeswoyo- (Koesjono)
Yok Koeswoyo (Koesrojo)
Nomo Koeswoyo (Koesnomo)
Koes Bersaudara 1963 - 1968
Tonny Koeswoyo
Yon Koeswoyo
Yok Koeswoyo
Nomo Koeswoyo
'setelah keluar dari penjara'
Koes Plus 1969 - 1987
Tonny Koeswoyo
Yon Koeswoyo
Yok Koeswoyo
Murry (Kasmurry)

Perjalanan karier

Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.

2. The LLOYD


D’Lloyd ini terdiri dari Bartje van Houten (gitar), Sjamsuddin (vokal), Chairul (drum), Totok (bas), Budi (kibor), dan Yuyun (saksofon/flute). Berdiri pada 1969, kemudian rekaman 1972, D’Lloyd (berasal dari kata Djakarta Llyod) tetap awet sampai sekarang.

Tak ada pergantian persnel, kecuali Juhanny Fatmarida Susilo alias Yuyun, yang bergabung pada 1995 menggantikan Andre Gultom yang meninggal dunia. “Kami ini sudah jadi satu keluarga besar. Sulit berpisah,” kata Bartje van Houten, pimpinan D’Lloyd kepada saya.

Pak Bartje yang orang Ambon ini mengatakan, D’Lloyd merupakan band yang personelnya berasal dari berbagai etnis di Tanah Air. Bartje orang Ambon, Sjam Aceh, Yuyun Jawa (Surabaya), kemudian Batak dan Manado.
3. PANBERS



Panjaitan Bersaudara (Panbers) adalah satu nama kelompok pemusik yang merupakan kependekan dari Pandjaitan Bersaudara. Kelompok yang didirikan pada tahun 1969 ini terdiri dari empat orang kakak beradik kandung putra-putra dari Drs. JMM Pandjaitan, S.H, (Alm) dengan BSO Sitompul. Mereka adalah Hans Pandjaitan, Benny Pandjaitan, Doan Pandjaitan dan Asido Pandjaitan.
Dengan mengibarkan bendera Panbers, mereka merintis karier mereka di ibukota, mulai dari mengisi acara-acara hiburan di pesta sekolah dan pesta anak muda yang kala itu dikenal dengan 'pesta dayak'. Dengan modal tekad yang bulat serta perjuangan yang gigih mereka mencoba mencipta lagu dan membawakannya di pests-pesta masa itu. Satu nomor yang tak henti mereka bawakan adalah Akhir Cinta, sebuah nomor yang melodius yang tiada bosan mereka hantarkan dimana saja mereka mengadakan pertunjukan. Lewat nomor tersebut pulalah nama Panbers mulai dikenal dan membuat era baru dalam dunia musik Indonesia.
Perjalanan karier Panbers diawali dengan kemunculan pertamanya lewat panggung Istora Senayan pada acara Jambore Bands 1970 yang membawa nama Panbers lebih dikenal luas. Terlebih setelah kesempatan muncul di televisi terbuka sudah buat mereka. Maka melengkinglah lagu-lagu orisinil karya mereka sendiri seperti Bye Bye, Jakarta City Sound, Akhir Cinta, Hanya Semusim Bunga dan Hanya Padamu.
Keberhasilan performance mereka di televisi rupanya menarik perhatian bapak Digta Mimi, seorang Manajer perusahaan piringan hitam Dimita Molding Industries, yang kemudian mengantar kelompok Panbers ke dunia rekaman. Mereka diberi kepercayaan untuk mangabadikan lagu-lagu mereka ke dalam bentuk piringan hitam ebonite. Seperti yang telah diketahui, muncullah hit mereka yang abadi, Akhir Cinta yang selalu terpatri di hati penggemar blantika musik Indonesia. Satu tahapan kesuksesan mereka terenggut lewat long play ke-49 produksi PT. Dimita yang bersejarah itu.
Keberhasilan Panbers di dunia rekaman merupakan awal dari kebangkitan grup band di dalam dunia musik Indonesia yang masa itu di dominir oleh penyanyi-penyanyi tunggal. Kelompok Koeswoyo Bersaudara yang sebagai perintis di tahun 60-an, kemudian kemunculan Panbers di awal tahun 1972 yang secara tepat diikuti oleh sekian puluh kelompok pemusik yang meramaikan dunia musik Indonesia hingga saat ini.
Untuk mengikuti perkembangan musik, Kelompok Panbers yang telah kehilangan Hans Pandjaitan, menambah personel ke dalam grup mereka yaitu Maxi Pandelaki yang diberi kesempatan untuk mengisi posisi bas. Sedangkan, Hans Pandjaitan diganti dengan seorang musikus yang bernama Hans Noya.
Panbers telah menciptakan lebih dari 700 lagu dalam ratusan album, baik yang beraliran pop, rock, rohani, keroncong bahkan melayu. Hingga kini kelompok Panbers masih eksis meramaikan dunia musik Indonesia, tidak hanya aktif show-show ke daerah-daerah namun mereka juga masih meliris album.
Beberapa lagu Panbers antara lain Gereja Tua, Cinta dan Permata, Kami Cinta Perdamaian, Indonesia My Lovely Country, Akhir Cinta, Jakarta City Sound, Haai, dan Terlambat Sudah.
Di bulan Oktober 2010,Panbers kembali ditinggalkan salah satu personelnya untuk selama-lamanya.Doan Panjaitan meninggal dunia dikarenakan sakit yang dideritanya.Akan tetapi Panbers terus berusaha berkibar dengan karya-karyanya yg abadi.


4. The Mercys

Rinto Harahap (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 10 Maret 1949; umur 62 tahun) adalah seorang pencipta lagu dan producer yang terkenal di tahun 1970-an. Ia mendirikan grup band The Mercy's yang terdiri Charles Hutagalung, Reynold Panggabean dan Rinto Harahap sendiri. Di samping seorang komposer ia juga mempunyai perusahaan recording bernama Lolypop di era 1970-an.
Sederetan penyanyi Indonesia yang diorbitkannya termasuk Nia Daniati, Betharia Sonata, Christine Panjaitan, Iis Sugianto dan Eddy Silitonga.

Anak ketiga dari enam bersaudara ini pernah bercita-cita menjadi dokter. Ayahnya, malah menginginkan ia jadi pendeta. Namun Rinto berketetapan untuk hidup dari musik. Rinto bahkan sempat bekerja pada sebuah perusahaan besi beton, sedangkan malamnya ngamen di klub malam, sebelum dirinya terjun ke bisnis rekaman.
Rinto bersama Charles Hutagalung dan Reynold Panggabean mendirikan grup band The Mercy's. Setelah The Mercy's bubar, bersama abangnya, Erwin Harahap, Rinto membentuk usaha rekaman Lolypop. Beberapa penyanyi Indonesia yang berhasil diorbitkannya antara lain, Nia Daniati, Betharia Sonata, Christine Panjaitan, Iis Sugianto dan Eddy Silitonga.
Rinto pernah membuat album rekaman sebagai penyanyi. Kesuksesannya dalam mencipta lagu dan menyanyi mendapat Anugerah Seni dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen P & K, sebagai pencipta lagu, sekaligus penyanyi yang berprestasi, pada bulan Maret 1982. Bahkan perusahaan rekaman Filipina, WEA Record, pernah memberikan kepercayaan padanya untuk mengekspor lagu-lagunya. Sayang, meski berhasil terkenal, beberapa lagunya sempat dibajak dan dinyanyikan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Tagalok.
Rinto juga pernah diberi kepercayaan menjadi Ketua Umum Yayasan Karya Cipta Indonesia. Sayang saat dirinya terkena stroke, posisinya digantikan oleh musisi Munif Bahasuan.[1]
Rinto menikah dengan Lily Kuslolita, asal Solo, yang berbeda usia tiga tahun. Mereka menikah pada tanggal 9 November 1973. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai tiga orang anak. Yang sulung adalah Cindy Claudia Harahap.
Rinto harahap pernah menjadi bintang tamu di just alvin di Metro TV dengan bertema A tribute to rinto harahap.

Charles Hutagalung (lahir di Medan, Sumatera Utara, 14 Oktober 1948 – meninggal di Jakarta, 7 Mei 2001 pada umur 52 tahun) adalah pemusik Indonesia yang juga merupakan vokalis dari grup musik The Mercy’s

Sejarah hidup

Charles telah mengenal Musik sewaktu kecil, mengikuti Les Piano dan bermain di Band Bocah. Sesudah remaja bermain band di kota Medan (Victim’s dan Bhayangkara Nada) terakhir The Mercy’s 70 dan hijrah ke Jakarta mengadu nasib.
Charles menikah di Jakarta 16 Mei 1975 dengan Delly Sriati Harahap dan dikaruniai 4 orang anak yaitu Iim Imanuel Hutagalung (Laki-laki) (1976), Ria Maria Hutagalung (Perempuan) (1977), Chepy Chekospi Hutagalung (Laki-laki) (1980) dan Dian Kristian Hutagalung (Perempuan) (1987).
Pada tanggal 21 Januari 1998, Charles terserang serangan stroke yang pertama kalinya. Pada tanggal 27 Januari 1999, Charles terserang stroke untuk yang kedua kalinya, sampai akhirnya ia dipanggil Yang Maha Kuasa pada tanggal 7 Mei 2001 Jam 07.53 pagi, ketika ia masih dalam perawatan berjalan yang di supervisi oleh Dokter Djoko Listiono dari RS. Pertamina Pusat. Ia dimakamkan pada hari Rabu tanggal 8 Mei 2001 di TPU (Taman Pemakaman Umum) Joglo, Jakarta Barat.

Karier

Saat saat ini ia telah mendaftarkan beberapa lagu yang terdaftar di YKCI (Yayasan Karya Cipta Indonesia) sebanyak 290 buah lagu.
Charles sendiri sebenarnya bukan pendiri The Mercy’s, karena sebelum bergabung dia merupakan anggota dari band Bhayangkara Nada di Medan. Namun dengan masuknya Charles, The Mercy’s menjadi band yang kemudian terkenal di masyarakat karena latar belakang band ini tadinya hanya bermain di kelab malam dan pesta-pesta. Sehingga dalam perjalanan selanjutnya Charles Hutagalung dan The Mercy’s tidak dapat terpisahkan.

The Mercy's

The Mercy’s sendiri didirikan tahun 1965 di Medan dengan anggota awal Erwin Harahap, Rinto Harahap, Rizal Arsyad (Mantan suami Iis Sugianto), Reynold Panggabean (Mantan suami Camelia Malik) dan Iskandar dibawah pimpinan Rizal Arsyad. Tapi ketika ada undangan untuk show di Penang, Malaysia pada tahun yang sama Iskandar mengundurkan diri, karena kuliahnya di Fakultas Kedokteran tidak mengizinkannya untuk meninggalkan bangku kuliah. Posisinya lalu digantikan oleh Charles Hutagalung. Lengkapnya setelah itu pemain The Mercy’s adalah Erwin Harahap (Gitar Melody), Rinto Harahap (Gitar Bass), Rizal Arsyad (Gitar Rhythm), Reynold Panggabean (Drum) dan Charles Hutagalung (Keyboard, Organ).
Pada tahun 1972, The Mercy’s hijrah ke Jakarta dan masih tampil di beberapa kelab malam, membawakan lagu-lagu yang mereka ciptakan sendiri. Setelah di Jakarta, barulah Albert Sumlang (Saxophone) bergabung, kemudian The Mercy’s merekam album pertama mereka di REMACO dengan lagu-lagu TIADA LAGI (Charles H), HIDUPKU SUNYI (Charles.H), BAJU BARU (Charles.H), UNTUKMU (Charles.H), LOVE (Rinto.H), DI PANTAI (Charles.H), BEBASKANLAH (Charles.H), UNTUKKU(Charles.H), WOMEN (Rinto.H), KURELA DIKAU KASIH (Reynold.P), KISAH SEORANG PRAMURIA (Albert Sumlang). Album perdana inilah yang mengangkat nama The Mercy’s dengan lagu TIADA LAGI di blantika musik Indonesia.
Sejak itu The Mercy’s menjadi sebuah group yang menjadi idola masyarakat. Band ini sempat menjadi idola anak muda tahun 1970-an, dengan rambut gondrong, celana lebar diujungnya yang biasa “menyapu” jalan. Lagu TIADA LAGI menjadi Hit dimana-mana.
Ketika grup ini memutuskan untuk memasuki dunia rekaman, The Mercy’s pada saat itu dipimpin oleh Erwin Harahap, karena Rizal Arsyad harus meneruskan sekolahnya di Jerman. Tercatat sudah 30 Album yang dihasilkan The Mercy’s mulai dari album Pop, Keroncong dan Rohani.

Setelah The Mercy's

Pasang surut yang melanda blantika musik Indonesia juga dirasakan oleh The Mercy’s sejak memasuki dunia rekaman. Tahun 1978 The Mercy’s melakukan rekaman yang terakhir, sejak itu anggota The Mercy’s memulai kegiatannya masing-masing. Erwin Harahap memilih jalur Produser Rekaman dan mendirikan perusahaan sendiri. Rinto Harahap menjadi solo, mendirikan band Lolypop dan perusahaan rekaman disamping mencipta lagu dan mengorbitkan penyanyi-penyanyi. Reynold Panggabean memutuskan mendirikan group dangdutnya sendiri yaitu Tarantula. Demikian pula dengan Charles Hutagalung, mendirikan group band Ge & Ge (Genial and Gentlemen) yang menghasilkan HIT-nya “HANYA SATU”, “CUKUPLAH SUDAH” disamping itu ia juga lebih dikenal sebagai penyanyi solo dan pencipta lagu.
Sebagai pencipta lagu Charles Hutagalung tergolong sukses menciptakan lagu-lagu terkenal saat itu, seperti lagu “DALAM KERINDUAN” yang dirilis ulang dinyanyikan oleh Dewi Yull. “HIDUPKU SUNYI” direkam kembali dalam irama country yang dinyanyikan oleh Tantowi Yahya. Dan lagu Batak-nya yang dinyanyikan Emilia Contessa dengan judul “INANG” juga sukses dibawakan oleh beberapa penyanyi. Lagu rohaninya “SI PENEBUS DOSA” sampai sekarang masih berkumandang dan lagu natalnya “KENANGAN NATAL DI DUSUN KECIL” sampai sekarang setiap tahun tetap dirilis ulang.
Dalam masa vakum The Mercy’s, sebagai seniman Charles Hutagalung masih terus berkreasi. Yang menggemparkan ketika Charles dipercaya seniman Mbeling Remy Sylado untuk memerankan Raja Herodes dalam opera berjudul “Jesus Christ Superstar”. Opera ini digelar di balai Sidang Senayan tahun 80-an dan merupakan adaptasi dari opera karya Tim Rice yang penerjemahannya dalam Bahasa Indonesia dilakukan oleh Julius Siyaranamual dan Remy Sylado. Selain itu Charles juga bermain dalam serial “PAK BEDUL” Sinetron dari daerah melayu deli yang ditayangkan TPI (Televisi Pendidikan Indonesia).
Selain itu hari-harinya disibukkan dengan studionya CHG Record’s, karena disitulah dia berkarya, menuangkan inspirasinya, lagu-lagu ciptaannya untuk dinyanyikan sendiri atau penyanyi lain yang dibimbingnya. Beberapa lagu-lagu ciptaan Charles Hutagalung juga masuk dalam ajang Perlombaan Festival lagu populer Tingkat Nasional seperti lau dengan judul “CURIGA”. Sedangkan Festival Lagu kebersihan yang diadakan Gubernur DKI Jakarta dengan judul “JAKARTA TEGUH BERIMAN” berhasil menjadi juara yang pertama.
Selain itu ia juga aktif dalam keorganisasian PAPPRI(Persatuan Artis Pemusik Pencipta lagu Republik Indonesia) dan juga di PABINDO (Persatuan Artis Batak Indonesia).
Pada masa jayanya nama The Mercy’s pernah masuk dalam The BIG FIVE bersama dengan Koes Plus, Panbers, D’lloyds dan Favourite’s group. Group The Mercy’s ini sempat bertahan selama hampir dua dekade dan sampai saat ini menjadi group band legendaris karena lagu-lagunya masih disukai dan dinikmati sampai sekarang.

Reynold Panggabean (lahir 23 Januari 1951; umur 60 tahun) adalah seorang komposer, pemain film, serta penyanyi dan mantan anggota group The Mercy's, juga pimpinan kelompok musik Tarantulla.


Reynold Panggabean dengan Tarantulla-nya menghasilkan lagu-lagu dangdut dengan musik dangdut "fusion", campuran rock dan jazz, yang mampu menerobos pasar Jepang. Pada tahun 2005, Reynold menjadi penasihat Kontes Dangdut di TPI.

Kehidupan pribadi

Pernikahan pertamanya gagal dengan aktris yang diorbitkannya sendiri, Camelia Malik yang akhirnya menikah dengan Harry Capri di tahun 1988. Reynold kemudian menikah dengan aktris cantik Anna Tairas dan memiliki seorang putra bernama Kevin Rean. Pernikahan yang berumur 11 tahun itu juga berakhir. mereka resmi bercerai di tahun 2001.

Sabtu, 02 Juni 2012

Foto-foto Presiden Soekarno


President Sukarno Saying Goodbye to His Daughters
Surrounded by citizens of Jakarta, President Sukarno kisses his youngest daughter, Sukmawati, goodbye while his other daughters, Rachmawati (center) and Megawati (left), wait their turn. The Indonesian President was leaving for a three-week vacation in Tokyo.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: November 19, 1962
hehehe...pulangnya soekarno malah bawa ibu tiri buat anak-anaknya...ratna sari dewi


Indonesian President Achmad Sukarno Calming down Protesters
Original caption: Indonesian President Achmad Sukarno, shown here speaking to a crowd in September of 1950, was reported trying to calm thousands of angry demonstrators near the presidential palace in Jakarta, October17. An artilery battery was brought into position outside the palace as president Sukarno talked to the crowd which had formed to demand the dissolution of Parliament and general elections. Pres. Sukarno told the throng that he did not want to become a dictator and that he would arrange for elections as soon as possible.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: October 17, 1952


Leaders of the Non-Aligned Nations
Original caption: 9/29/60-Yugoslavia- 5 top neutralist countries called upon Pres. Dwight Eisenhower & Premier Nikita Khrushcev to resume their personal diplomacy with a face to face conference. The move resulted from a "neutralist summit conference" late sept. 29. Shown here at the end of the conference are (L to R) PM Pandit Jawaharlal Nehru of India, Pres. Kwame Nkrumah of Ghana, Pres. Gamal Abdel Nasser of United Arab Rep., Pres. Sukarno of Indonesia, & Pres. Tito of Yugoslavia.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: September 29, 1960


Sukarno Inspects Troops
President Sukarno, the first leader of Indonesia after it became a republic in 1945, inspects his troops.
Image: © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS
Date Photographed: October 1965


Portrait of Ellsworth Bunker, Howard P. Jones and President Sukarno
Original caption: U.S. Special Envoy Ellsworth Bunker, right, and Ambassador Howard P. Jones, center, chatting with Indonesian President Sukarno April 6, 1965, at the Presidential Palace in Djakarta. The Americans met with Indonesian officials in efforts to stop the "decline" of U.S. Indonesian relations.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 6, 1965


Indonesian President Sukarno
Indonesian President Sukarno was taken prisoner by Dutch troops in an attempt to retain control of Indonesia.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: ca. 1945-1949


Richard Nixon Speaking with Achmed Sukarno
Original caption: Visiting president chats with "veep." Washington, D.C.: President Achmed Sukarno of Indonesia, currently on an 18 day official visit to the United States, is shown (left) chatting with Vice President Richard Nixon shortly before a capitol luncheon given in his honor by Mr. Nixon yesterday. The visiting chief of state also addressed a joint session of Congress yesterday, an honor accorded only to leaders of key nations.
Image: © Bettmann/CORBIS
Photographer: Al Muto
Date Photographed: May 18, 1956


Prime Minister Kishi Nobusuke and President Sukarno
Japanese Prime Minister Kishi Nobusuke (L) greets Indonesian President Sukarno during a state visit in Tokyo, Japan.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: 1958


Marilyn Monroe Standing with President Sukarno
Original caption: Indonesia's President Sukarno is shown chatting with actress Marilyn Monroe during a party given by Mr. and Mrs. Joshua Logan at a Beverly Hills Hotel last Tuesday night. The party was given in honor of Logan's brother-in-law, Marshall Noble, who is traveling with the 62 members of the Indonesian visiting group. Sukarno had expressed a desire to meet Miss Monroe, who he said is one of the favorite actresses in his country.
Image: © Bettmann/CORBIS
Photographer: George Snow
Date Photographed: June 1956


Kennedy and Johnson with Indonesia's Sukarno 1961
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 25, 1961


Prime Minister Kishi Nobusuke and President Sukarno
Japanese Prime Minister Kishi Nobusuke (L) greets Indonesian President Sukarno during a state visit in Tokyo, Japan.


Indonesian President Achmad Sukarno
President of Indonesia, Achmad Sukarno, in 1949.
Image: © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS
Photographer: Bert Hardy
Date Photographed: April 1949


Indonesian President Achmad Sukarno
Achmad Sukarno, President of Indonesia and Hafi Salim (maksudnya Haji Agus Salim kali yak?), Socialist Foreign Minister, in 1949.
Image: © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS
Photographer: Bert Hardy
Date Photographed: April 1949


Boy Riding in Bumper Car -- (ngga taunya si Guntur aka Mas Tok)
Original caption: Glen Echo, Maryland: son Of Visiting President Samples American Fun. Mohammed Guntur, 12-year-old son of visiting Indonesian President Achmed Sukarno, is shown having fun at the wheel of a "Dodgem" car at the Glen Echo Amusement Park. The boy was taken to the park by Mrs. Richard Nixon, wife of the Vice President, and her daughters, Julie and Patricia.


Chou En-lai and Sukarno Ride in Boat
Original caption: 7/6/1965-Cairo, Egypt- Cruising up the Nile River, Communist China's Premier Chou En-Lai (l) looks at the sights while his companion, President Sukarno of Indonesia checks the time. Both men were in Egypt awaiting the opening of the Afro-Asian Conference, which was to be held in Algiers. Chou stayed on in the Egyptian capital after the conference was postponed.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: July 6, 1965


Sukarno at Disneyland
Original caption: 6/4/1956-Anaheim, California- Dr. Achmed Sukarno, President of Indonesia, now touring the US, is shown with his son, Guntur, 12, riding behind "Dumbo," one of the fabulous residents of Disneyland, during their visit to the famous playground at Anaheim. Dr. Sukarno seemed to enjoy the tour almost as much as his enthusiastic son.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: June 4, 1956


Sukarno W/Nikita Khrushchev
Original caption: 10/6/1960-New York, NY- Soviet Premier Nikita Khrushchev (L) stands silently by, as President Sukarno of Indonesia speaks to newsmen outside the Soviet U.N. delegation headquarters. Sukarno spoke to reporters after a 40-minute meeting with the Soviet Premier. Before his departure from the U.S., Sukarno issued a gloomy statement saying the session had accomplished very little.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: October 6, 1960


President and Mrs. Eisenhower and Achmed Sukarno
Original caption: 5/19/1956-Washington, D.C.- President and Mrs. Eisenhower are greeted by President Achmed Sukarno of Indonesia as they arrived at the Mayflower Hotel for a dinner given by President Sukarno in their honor. Speaking at the dinner, President Eisenhower said that Dr. Sukarno has given the US a "new thought, feeling and conception of freedom." In a toast to Mr. Eisenhower, President Sukarno said: "From what I have seen, this is a country of democracy and freedom.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 19, 1956


Presidents Kennedy and Sukarno
Original caption: 4/24/1961- andres Air Force Base, MD: Sukarno Here For Talks: President Kenendy and Indonesian President Sukarno are shown in back of limousine following the latter's arrival here today. Sukarno is here for talks which may provide a gauge of U.S. prestige in the wake of the Cuban incident.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 24, 1961


President Sukarno of Bativia
Original caption: 10/29/1945-Bativia, Java: Dr. Soekarno, President of the self proclaimed Indonesian republic, Who was rushed from Batavia to Soerabaja in effort to halt fighting between indonesian nationalists and British Indian Forces. The Nationalist, said to be using armoured cars and light tanks taken from the Japs, killed an estimated 25 of the British troops before Soekarno was able to effect a truce.
Image: © Bettmann/CORBIS


Khrushchev and Sukarno Greeting
Original caption: 10/3/1960-New York, NY-Soviet Premier Nikita Khrushchev and Indonesian President Achmed Sukarno (r) greet each other warmly at the Indonesian reception held October 3. at the Waldorf-Astoria. Khrushchev had a busy evening attending three receptions in one night. The Soviet Premier also dropped in on the Ethiopian and Bulgarian receptions and was in a merry mood answering reporters questions at these social events for United Nations delegates.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: October 3, 1960


Mobido Keita with John F. Kennedy and Sukarno (bareng ibu megwati mwahahahaha)
Indonesian President Sukarno gives the "OK" sign to President John Kennedy. At left is Mali's President Mobido. The two emissaries from the Belgrade conference have arrived to discuss averting World War III.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: September 12, 1961


Achmed Sukarno Delivering a Speech
Original caption: Washington, D.C.: Indonesian president Sukarno, speaking at a national press club luncheon today, warned that failure to end colonialism in Asia and Africa will mean the disruption of the United Nations and other world organizations.
Image: © Bettmann/CORBIS
Photographer: Doug Chevalier
Date Photographed: May 18, 1956


Achmed Sukarno Shaking Hands with Dag Hammarskjold
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 24, 1956


Portrait of Achmed Sukarno
Original caption: Washington, D.C.: President Eisenhower explains the mechanics of television to President Sukarno of Indonesia as they arrived at the White House radio and television room where President Eisenhower was scheduled to make a closed circuit television address.
Image: © Bettmann/CORBIS
Photographer: Jim Mahan
Date Photographed: May 16, 1956


Indonesian President and Ministers
Original caption: General views of Indonesia President President Sukarno with other ministers.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 15, 1966


Sukarno with Japanese Royalty (ketemu 'sodara tua'- akihito masih imut)
Original caption: Sukarno Guest of Japanese Emperor. Tokyo, Japan: President Achmed Sukarno (center) of Indonesia with Emperor Hirohito of Japan (left) and Crown Prince Akihito when Sukarno was guest of the emperor at luncheon in the Imperial Palace in Tokyo. The Indonesian president is on a tour of "rest" from his presidential duties. He is being given the red carpet treatment in Japan amid rumors that he is an unofficial link for Afro-Asian leaders who want the US and Russia to get together in another summit conference. February 3, 1958.
Image: © Bettmann/CORBIS
Photographer: Ichiro Fujimura
Date Photographed: February 3, 1958


ndonesian President Sukarno at Podium
Original caption: United Nations, New York: Helpful. President Sukarno of Indonesia speaks before the United Nations General assembly, Sept. 30th. His military aide, Lt. Col. Sabur (Left), retrieved each page as the President finished reading it. Sukarno urged the General Assembly to seek a new permanent home for the United Nations in Geneva or in some Asian or African country.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: September 30, 1960


John Kennedy Inspecting Soldiers
Original caption: Sukarno inspects honor guard. andres Air Force Base, Md.: Indonesian President Sukarno (right) inspects the honor guard following his arrival here today for talks with President Kennedy. Trooping the line with him are President Kennedy and Lieutenant Colonel Charles P. Murray Jr., commander of the troops.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 24, 1961


Robert and Ethel Kennedy Sitting With Indonesian Leader
Original caption: U. S. Attorney General Robert Kennedy, (L), and his wife visit with Indonesian president Sukarno here. The Kennedy's lunched with Sukarno on this "courtesy call" visit. The president's brother and Sukarno are expected to discuss the Dutch Indonesian dispute and other issues involving Indonesia during informal talks later during the attorney General's six day visit to the island.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: February 13, 1962


President Kennedy Greets President Sukarno
Original caption: Sukarno Arrives For Working Lunch. Washington: Indonesian President Sukarno is greeted by President Kennedy on the North Portico of the White House as the former arrives today for a working lunch with the U.S. Chief Executive, Secretary of State Dean Rusk and Indonesian Foreign Minister Subandrio. Kennedy and Sukarno had met for an hour and a half earlier this morning at the White House.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April ?


Achmed Sukarno Waving
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 24, 1956
Location Information: New York, New York, USA


Achmed Sukarno Waving from His Limousine
Original caption: Asian leader responds to capital welcome. Washington, D.C.: President Sukarno of Indonesia waves from his open limousine in response to greeting accorded him yesterday on his arrival in Washington for an 18 day official state visit. Dr. Sukarno, leader of the world's third largest republic, which has remained neutral in the East-West Cold War, is staying at Blair House as guest of President Eisenhower. The Asian leader expressed the hope that his visit will "lead to real friendship between the U.S. and Indonesia."
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 17, 1956


President Sukarno at Microphone
Original caption: Indonesian President Greeted. Washington, DC: Upon arrival at the Washinton Airport, May 16, President Sukarno of Indonesia (extreme right) inspects the Honor Guard, accompanied by Vice President Nixon (extreme left) and Major James L. Williams (center), Commander of the Combined Armed Forces Honor Guard.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 16, 1956


Portrait of Achmed Sukarno
Original caption: Leaving past glories behind, Indonesia's former leader Sukarno now lives quietly isolated from his people. Sukarno, who at one time traveled extensively and who boasted of four wives, is not allowed now to travel inside or outside Indonesia without permission and can only see on of his wives. At age 67, Sukarno is now truly in the September of his years, as he appears in his underwear.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: June 30, 1967


Portrait of Dr Achmed Sukarno Photo yang terkenal nihh....
Original caption: This is the latest official portrait of Dr. Achmed Soekarno, the President of the Republic of Indonesia.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: January 19, 1956


President Kennedy and Indonesia's President Sukarno riding in an open car past a row of soldiers.
Image: © CORBIS
Date Photographed: April 24, 1961


U.S. President Dwight D. Eisenhower (1890-1969) meets with Sukarno (1901-1970), the first President of Indonesia after the country gained its independence from the Dutch in 1945. Washington, D.C.
Image: © CORBIS
Date Photographed: ca. 1953-1961


Eisenhower Confers with Sukarno in Meeting
Original caption: 10/6/1960-Washington, DC- President Eisenhower and Indonesian President Achmed Sukarno confer as they are about to rise for a final pose following their conference at the White House. Sukarno, one of the five neutralist leaders who sponsored a resolution in the U.N. proposing an Eisenhower-Khrushchev meeting, said afterwards that he still believes the two top leaders should meet. In the background is the acting Secretary of State, Douglas Dillon.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: October 6, 1960
Location Information: Washington, DC, USA


Nixon Greets President Sukarno
Original caption: 5/16/1956-Washington, DC-: Indonesia's President Achmed Sukarno is escorted by Vice President Richard Nixon as the visiting Chief of State received full military honors and a 21-gun salute on his arrival at Washington National Airport at noon.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 16, 1956
Location Information: Washington, DC, USA


President Sukarno with Osvaldo Dorticos & Fidel Castro (castro masih muda ya...sekarang lagi sakit...awet amat ini orang!)
Original caption: 5/9/1960-Havana, Cuba- Indonesian President Sukarno (C) chats with Cuban President Osvaldo Dorticos (L) and Premier Fidel Castro (R). The Indonesian president was beginning a state visit to Cuba.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 9, 1960
Location Information: Havana, Cuba


Soldiers at President Sukarno's Funeral
Original caption: 6/22/1970-Blitar, East Java- Former Indonesian President Sukarno is buried with full military honors in the family cemetery at his birthplace. Sukarno, who served as president from 1945 to 1967, died early June 21st at the age of 69.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: June 22, 1970
Location Information: Blitar, East Java



Portrait of Sukarno
Original caption: Closeup of Sukarno at Merdeka Palace, when he announced a new six man presidium.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: March 27, 1966


Madame Pandit and President Soekarno Listening to an Anthem
Original caption: Madame Vijayal Laksimi Pandit of India (second from right), president of the United Nations General Assembly, stands beside President Achmed Soekarno of Indonesia, who salutes while the band plays the Indonesian national anthem. The ceremony took place at a welcoming reception for Mme. Pandit, who is touring the country. itu ibu fatmawati lagi hamil ya.... siapa ya guruh kali ya? tahun 54 nih.....
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: September 12, 1954
Location Information: Bandung, Indonesia


Sukarno and Family (wartawan sampe ngga tau nama fatmawati...tapi his wife....)
Original caption: 3/11/1946-Batavia, Java, Indonesia- Dr. I.R. Sukarno, Nationalist leader and President of the Indonesian government, with his wife and son, Guntur, shown at their home. The eyes of the entire world are on this man, who, although he was in power during the Japanese occupation, has managed to retain his authority. The peace and prosperity of 80,000,000 Indonesians depend on his decisions.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: March 11, 1946
Location Information: Jakarta, Java, Indonesia



Achmed Sukarno Receiving an Honorary Hood
Original caption: Indonesian president honored at Columbia. New York, New York: Indonesian president Sukarno is shown being invested by Dean Harry J. Carman of Columbia with the hood of the degree of Doctor of Laws in ceremonies at the university today. L. to R.: Dean Carman; Dr. Sukarno and Dr. Grayson Kirk, president of Columbia. Dr. Kirk introduced the first president of the Southeast Asia republic as "a political pioneer of a great frontier of today and tomorrow."
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 24, 1956
Location Information: New York, New York, USA


President Eisenhower with Achmed Sukarno
Original caption: Washington, D.C.: President Eisenhower explains the mechanics of television to President Sukarno of Indonesia as they arrived at the White House radio and television room where President Eisenhower was scheduled to make a closed circuit television address.
Image: © Bettmann/CORBIS
Photographer: Jim Mahan
Date Photographed: May 16, 1956
Location Information: Washington, DC, USA


Robert F. Kennedy Talking With Achmed Sukarno
Original caption: General Robert F. Kennedy, (L), shares a laugh with Indonesian President Sukarno, as they discuss the Malaysia situation here. The Attorney General and Sukarno reached an agreement that the Malaysia crisis, which threatened the peace in southeast Asia, by agreeing that it should be solved by consultation.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: January 12, 1961
Location Information: Tokyo, Honshu, Japan


Chiefs of Neutral Nations
Original caption: Summit meeting of neutrals. Belgrade, Yugoslavia: The chiefs of the neutral nations meeting here, Sept. 5th, pose for this group photo. Shown (left to right) are: Prince Norodom Sihanouk of Cambodia; Saeb Salaam of Lebanon; President Adan Abdullah Osman of the Republic of Somali; Lieutenant General Ibrahim Abboud of Sudan; Sheik Sowayel of Saudi Arabia; King Hassan of Morocco; Marshal Josip Tito of Yugoslavia; Mrs. Sirimavo Bandaranaike, prime minister of Ceylon; President Habib Bourguiba of Tunisia; President Achmad Sukarno of Indonesia; President Oswaldo Dorticos of Cuba; President Kwame Nkrumak of Ghana; President Gamal Abdel Nasser of the United Arab Republic; Emperor Haile Selassie of Ethiopia; Prime Minister Mohammed Daud of Afghanistan; President Modibo Keita of Mali; and Prime Minister Jawaharlal Nehru of India. The conference of nonaligned nations e
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: September 5, 1961
Location Information: Belgrade, Yugoslavia


Jean Simmons and Husband Listen To Sukarno
Original caption: 4/11/1962-Bogor, Indonesia- Film star Jean Simmons and her husband, writer-director Richard Brooks (r), listen attentively to Indonesia's President Sukarno as he talks with them outside Bogor Palace. The actress and hubby are traveling through the islands of Indonesia looking for a film locale for the Conrad novel "Lord Jim."
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 11, 1962
Location Information: Bogor, Indonesia


President Eisenhower and President Sukarno
U.S. President Dwight D. Eisenhower (1890-1969) meets with Sukarno (1901-1970), the first President of Indonesia after the country gained its independence from the Dutch in 1945. Washington, D.C.
Image: © CORBIS
Date Photographed: ca. 1953-1961
Location Information: Washington, DC, USA


First Indonesian Cabinet Meeting
Original caption: 8/4/1966-Jakarta, Indonesia- Members of the new Indonesian cabinet, formed July 25th, await the start of their first meeting at Freedom Palace. From left are: Chairman of the Presidium General Suharto; President Sukarno; Senior Minister of Economics and Finance S.H. Buwono IX; and Senior Minister of Politics A. Malik.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: August 4, 1966
Location Information: Jakarta, Indonesia


President Sukarno with President Eisenhower
Original caption: 5/16/1956-Washington, D.C.- President Sukarno of Indonesia (L) sits with President Eisenhower during a closed-circuit television broadcast in connection with the dedication of a new General Motors technical center in Detroit.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 16, 1956
Location Information: Washington, DC, USA


A. Nasser and A. Sukarno Toast with J. Nehru
Original caption: 9/29/1960-New York, NY- United Arab Republic President GAmal Abdel Nasser (L) and Indonesian President Achmed Sukarno (C) clink glasses with their host, Indian Prime Minister Jawaharlal Nehru, at a reception at India House. The glasses contain fruit punch.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: September 29, 1960
Location Information: New York, New York, USA


Pakistani and Indonesian Leaders Saluting at Welcoming Ceremony
Original caption: President Achmed Soekarno, (L) who is taking a rest from the cares of the office, is shown taking the salute at the airport on his arrival at Karachi. Standing beside the Indonesian President is President Iskander Mirza of Pakistan. They are flanked by Indonesian and Pakistan flags.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: January 25, 1958
Location Information: Karachi, Pakistan


President Sukarno of Indonesia with French Premier
Pompidou of France.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: 1965


Update Gambar

President Soekarno At Moslem Ceremonies
Indonesian President, a devout Moslem, addresses a crowd of 5,000 worshippers at Hari Raya Hadji Sunrise ceremonies at Soekabumi. He urged all Moslems to resist terrorist activities of the fanatical "Darul Islam" guerillas. "Good Moslems," said Soekarno, "do not kill, rape, and burn houses of their fellow men."
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: October 20, 1952
Location Information: Soekabumi, West Java


Delegates Sign a Constitution Draft of the United States of Indonesia
Original caption: At a round-table conference which took place in the Hall of Knights at the Hague, delegates from Holland, Indonesia and the United Nations signed a resolution agreeing to a draft constitution for a United States of Indonesia. At the left is J.H. Maarseveen, the Dutch Minister; and second from right is Mohammed Hatta, the Chairman of the Indonesian Delegation, during the signing ceremony. Others seated are representatives of the two governments.
Image: © Bettmann/CORBIS
Collection: Bettmann
Standard RM
Date Photographed: November 7, 1949
Location Information: The Hague, Netherlands


Mohammed Hatta
Dr. Mohammed Hatta the Prime Minister of Indonesia (1902-1980).
Image: © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS
Collection: Historical
Standard RM
Date Photographed: 1949
Location Information: Indonesia


OOT nih.....


Madame Sukarno Having Hair Done...cakep ya sampe bikin BK klepek-klepek...
Original caption: 7/6/1965-London, England- Having her hair put back in place by the helping hand of a friend, Ratna Sari Dewi Sukarno smiles as she arrives in London. The Japanese-born beauty is the Indonesian President Sukarno's "wife number three," in his harem of four wives. Although relations between Indonesia and the British Commonwealth are strained, Madame Sukarno received an official welcome from the British Foreign Office.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: July 6, 1965
Location Information: London, England


Dewi Sukarno Admiring Her Infant
Original caption: Ratna Sari Dewi, Japanese wife of former Indonesian President Sukarno, holds her 2 week old daughter, named Katika Sari--"Essence of the Star," is shown in her private suite at Keio University Hospital in Tokyo. The baby born March 7th there, became the eighth child for the 65 year old former President. Madame Sukarno and her daughter were released from the hospital on March 18th. She told newsmen before leaving the hospital, she plans to rest for about six to eight weeks before returning to Djakarta in late April.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: March 18, 1967
Location Information: Tokyo, Japan


Gastineau Girl....eh Soekarno Girl ding...
Dewi Sukarno and Her Daughter
Dewi Sukarno, widow of former president of The Republic of Indonesia Achmed Sukarno, with their daughter, Kartika Sukarno during winter vacation in Gstaad.
Image: © James Andanson/Sygma/Corbis
Photographer: James Andanson
Date Photographed: December 1, 1983
Location Information: Gstaad, Switzerland


Former Wife of Sukarno with New Husband
Original caption: 10/3/1967-Djakarta, Indonesia- Former Indonesian President Sukarno's fourth wife, Harjati, is seen in traditional Indonesian wedding attire with her new husband at their wedding reception. Harjati married ex-Indonesian Army Major Sakri Sunarto Sukiman, son of a Sukarno political enemy, Dr. Sukiman Wirjosandjojo, former chairman of the "Masjumi" Moslem party, which was banned by Sukarno.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: October 3, 1967
Location Information: Djakarta, Indonesia

Sumber: kaskus.us